Memaknai sebuah arti

Sudah lama, dari saat kita bertengkar hebat waktu itu.

Tak ada kabar. Hanya stalking *sigh*

But,  itu cukup buatku untuk memastikan bahwa kamu baik2 sj.

Tapi hari ini, Entah kenapa rasanya ingin sekali menyapa. Walau hanya sekedar say hello atau menanyakan kabar.

Tapi tetap sj tak bisa ku lakukan. Begitu banyak ketakutan dalam otak cemenku, takut tidak di bls, takut di sana sdh ada yg lain, takut dengan kemungkinan2 yg tidak di inginkan.

Lalu kutahan dan akhirnya semakin menumpuk.  Lalu letupan2 rindu itu semakin tak tertahankan.

Sempat ku bertanya,  orang seperti apakah yg sedang tuhan siapkan untukku???

Orang sehebat apakah yg akan mendampingku sehingga aku di uji dengan rasa sabar yg sebesar ini??

Walau semua orang tau,  bahwa tak ada hal apapun yg bisa di capai tanpa doa dan usaha.

Kini aku mulai mengerti,  makna kalimat tersebut.

Memang berat mencari seseorang yg bisa memahami apa yg kita inginkan.

Memang tak mudah menemukan seseorang yg bisa menerima segala ego dan sikap keras kepala kita.  tapi saat semuanya berakhir entah knapa hati ini terasa seperti mati.

Ku akui, Aku adalah orang egois dan keras kepala. Aku adalah orang yang selalu berbohong saat aku mengatakan bahwa aku membencimu. Aku yg mengingkari bahwa dalam kenyataannya tak pernah sedetikpun aku bisa melupakanmu.

Entah apa lebihmu. Aku mencintaimu dan tak pernah ku duga bahwa aku pernah sangat yakin akan memilikimu.

Aku mulai berfikir,  sudah benarkah cinta seperti ini?? Berlindung dalam sebuah topeng yg di namakan gengsi. Gengsi untuk meminta maaf. Gengsi untuk memulai chat terlebih dahulu, gengsi untuk mengakui bahwa aku tak ingin kehilangan.

Gengsi yg membutakan jalan, hingga tak tau bagaimana caranya untuk kembali. Lalu akhirnya berhenti di jalan buntu.

Dan masalah lain yg jauh lebih besar dari sebuah kata gengsi adalah..

Kepercayaan.

Saat aku mulai bertanya2, bisakah aku mempercayainya. Memberikan seluruh kepercayaaku pada laki2 itu.

Bisakah aku mempercayakan dia untuk menjadi imamku. Bisakah dia menerima keluargaku yg serba kekurangan?

Kenangan masa lalu yg buruk membuatku agak sulit untuk menumbuhkan kembali kepercayaan yg mulai memudar.

Yha ini soal kepercayaan dua pihak, bisakah dia mempercayaiku?? Mempercayakan benihnya untuk di tanam di rahimku, mempercayaiku kelak yg akan merawat anak2 dan dirinya. Mempercayaiku untuk menjaga cintanya sampai mati,  walau nanti di tengah jalan akan selalu ada ranting berduri.

Sekarang...
Keadaan semakin rumit. Lalu bagaimana dengan perasaanku yg tidak pernah menghilang,  malah semakin dalam menggeroggoti hatiku.

Hidupku memang tidak selalu tentangmu. Ada begitu banyak masalah dalam hidupku. Begitu banyak pertimbangan2 yg harus ku lakukan dalam hidup, mulai dari finansial, orang tua yg sudah semakin renta, pekerjaan,  jarak,  waktu dan masih banyak hal lainnya yg membuat isi kepalaku seaakan mau keluar.

Tak ada yg bisa mengerti sulitnya jadi aku. Walau kadang sempat terlintas dalam sela2 penatku untuk berhenti saja.

Lalu saat ku pejamkan mata kemudian tiba2 semua terasa gelap. Damai. Dan saat ku buka mata, dunia terasa begitu berbeda.

Aku bisa melihatmu sebagai bagian dari orang yg ku beri arti.

Aku melihat keluargaku sebagai orang2 yg harus ku beri kebahagiaan.

Aku melihat orang2 yg menyayangiku sebagai orang yg perlu ku bantu suatu hari nanti.

Kini...
Ku mulai memaknai sebuah arti, bahwa selalu ada makna terbaik dari setiap kejadian.

Selalu ada kata maaf untuk orang yg melakukan sebuah kesalahan.
Selalu ada kesempatan untuk kembali.
Selalu ada kertas putih untuk sebuah cerita baru.

Tapi....

Masih adakah cara untukku kembali??? Walau kau sudah ku beri arti







Komentar

Postingan populer dari blog ini

pendidikan profesi itu...

jika kamu punya istri seorang perawat

syurga untuk kakek tua